Teya Salat

Home||Back

Dan Beriman Dengan Al Masih Ad Dajjal
Berkata Al Imam Al Barbahari Rahimahullahu Ta'ala:
والإيمان بالمسيح الدجال
Dan beriman dengan Al Masih Ad Dajjal.
Syaikh Allamah Ahmad bin Yahya An Najmi
Perkataan beliau (Al Imam Al Barbahari Rahimahullah) ini maksudnya adalah beriman dengan keluarnya Dajjal. Telah tsabit (pasti) berita tentang keluarnya Dajjal dalam berbaga hadits shahih [1]. Dan dalam doa minta perlindungan dari empat hal setelah tasyahud dan shalawat atas nabi, di antarnya sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam,
وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
"Serta dari kejahatan fitnah Al Masih Ad Dajjal (HR. Al-Bukhari 2 /102 dan Muslim 1 /412. Lafazh hadits ini dalam riwayat Muslim.)
Al Masih Ad Dajjal telah ada (dijumpai) pada zaman Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam di salah satu pulau sebagaimana hadits Fathimah binti Qais bahwa Tamim Ad Dahri bercerita.
Asy-Sya'bi rahimahullahu mengatakan kepada Fathimah bintu Qais radhiyallahu 'anha: "Beri aku sebuah hadits yang kamu dengar dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang tidak kamu sandarkan kepada seorang pun selain beliau." Fathimah mengatakan: "Jika engkau memang menghendakinya akan aku lakukan." "Ya, berikan aku hadits itu," jawab Asy-Sya'bi.
Fathimah pun berkisah: "...Aku mendengar seruan orang yang berseru, penyeru Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, menyeru 'Ash-shalatu Jami'ah'. Aku pun keluar menuju masjid lantas shalat bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan aku berada pada shaf wanita yang langsung berada di belakang shaf laki-laki. Tatkala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam selesai dari shalatnya maka beliau duduk di mimbar dan tertawa seraya mengatakan: 'Hendaknya setiap orang tetap di tempat shalatnya.' Kemudian kembali berkata: 'Apakah kalian tahu mengapa aku kumpulkan kalian?' Para sahabat menjawab: 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.' Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan: 'Sesungguhnya - demi Allah-, aku tidak kumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutkan kalian. Namun aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari. Dahulu ia seorang Nasrani lalu datang kemudian berbai'at dan masuk Islam serta mengabariku sebuah kisah, sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Al-Masih Ad Dajjal.
Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari Kabilah Lakhm dan Judzam. Lalu mereka dipermainkan oleh ombak hingga berada di tengah lautan selama satu bulan. Sampai mereka terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut saat tenggelamnya matahari. Mereka pun duduk (menaiki) perahu-perahu kecil. Setelah itu mereka memasuki pulau tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat dan kaku. Mereka tidak tahu mana qubul dan mana dubur-nya, karena demikian lebat bulunya. Mereka pun berkata: 'Apakah kamu ini?' Ia (binatang yang bisa berbicara itu) menjawab: 'Aku adalah Al-Jassasah.' Mereka mengatakan: 'Apa Al-Jassasah itu?' Ia (justru mengatakan): 'Wahai kaum, pergilah kalian kepada laki-laki yang ada rumah ibadah itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian.' Tamim mengatakan: 'Ketika dia menyebutkan untuk kami orang laki-laki, kami khawatir kalau binatang itu ternyata setan.' Tamim mengatakan: 'Maka kami pun bergerak menuju kepadanya dengan cepat sehingga kami masuk ke tempat ibadah itu. Ternyata di dalamnya ada orang yang paling besar yang pernah kami lihat dan paling kuat ikatannya. Kedua tangannya terikat dengan lehernya, antara dua lututnya dan dua mata kakinya terikat dengan besi. Kami katakan: 'Celaka kamu, apa kamu ini?' Ia menjawab: 'Kalian telah mampu mengetahui tentang aku. Maka beritakan kepadaku siapa kalian ini?' Mereka menjawab: 'Kami ini orang-orang dari Arab. Kami menaiki kapal ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa, sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan lamanya, sampai kami terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik perahu kecil, lalu memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku rambutnya. Tidak diketahui mana qubul-nya dan mana duburnya karena lebatnya rambut. Kamipun mengatakan: 'Celaka kamu, apa kamu ini?' Ia menjawab: 'Aku adalah Al- Jassasah.' Kamipun bertanya lagi: 'Apa Al-Jassasah itu?' Ia malah menjawab, pergilah ke rumah ibadah itu sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian. Maka kami pun segera menujumu dan kami takut dari binatang itu. Kami tidak merasa aman kalau ternyata ia adalah setan.'
Lalu orang itu mengatakan: 'Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon korma di Baisan.'
Kami mengatakan: 'Tentang apanya engkau meminta beritanya?'
'Aku bertanya kepada kalian tentang pohon kormanya, apakah masih berbuah?' katanya.
Kami menjawab: 'Ya.'
Ia mengatakan: 'Sesungguhnya hampir-hampir ia tidak akan mengeluarkan buahnya. Kabarkan kepadaku tentang danau Thabariyyah.'
Kami jawab: 'Tentang apa engkau meminta beritanya?'
'Apakah masih ada airnya?' jawabnya.
Mereka menjawab: 'Danau itu banyak airnya.'
Ia mengatakan: 'Sesungguhnya hampir-hampir airnya akan hilang. Kabarkan kepadaku tentang mata air Zughar1.'
Mereka mengatakan: 'Tentang apanya kamu minta berita?'
'Apakah di mata air itu masih ada airnya? Dan apakah penduduknya masih bertani dengan airnya?' jawabnya.
Kami katakan: 'Ya, mata air itu deras airnya dan penduduknya bertani dengannya.' Ia mengatakan: 'Kabarkan kepadaku tentang Nabi Ummiyyin, apa yang dia lakukan?'
Mereka menjawab: 'Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah).'
Ia mengatakan: 'Apakah orang- orang Arab memeranginya?'
Kami menjawab: 'Ya.'
Ia mengatakan lagi: 'Apa yang dia lakukan terhadap orang-orang Arab?' Maka kami beritakan bahwa ia telah menang atas orang-orang Arab di sekitarnya dan mereka taat kepadanya.
Ia mengatakan: 'Itu sudah terjadi?'
Kami katakan: 'Ya.'
Ia mengatakan: 'Sesungguhnya baik bagi mereka untuk taat kepadanya. Dan aku akan beritakan kepada kalian tentang aku, sesungguhnya aku adalah Al-Masih. Dan hampir-hampir aku diberi ijin untuk keluar sehingga aku keluar lalu berjalan di bumi dan tidak ku tinggalkan satu negeri pun kecuali aku akan turun padanya dalam waktu 40 malam kecuali Makkah dan Thaibah, keduanya haram bagiku. Setiap kali aku akan masuk pada salah satunya, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di tangannya, menghalangiku darinya. Dan sesungguhnya pada setiap celahnya (dua kota itu) ada para malaikat yang menjaganya.'
Fathimah mengatakan: 'Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dengan menusukkan tongkatnya di mimbar sambil mengatakan: 'Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah2, yakni Al-Madinah. Apakah aku telah beritahukan kepada kalian tentang hal itu?'
Orang-orang menjawab: 'Ya.'
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Sesungguhnya cerita Tamim menakjubkanku, di mana sesuai dengan apa yang kuceritakan kepada kalian tentangnya (dajjal), serta tentang Makkah dan Madinah. Ketahuilah bahwa ia berada di lautan Syam atau lautan Yaman- tidak, bahkan dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur -dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya ke arah timur-.'
Fathimah mengatakan: "Ini saya hafal dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam."
(HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrathis Sa'ah, Bab Qishshatul Jassasah)
Hadits-hadits yang di dalamnya terdapat peringatan nabi Shallallahu'alaihi wasallam kepada para Shahabatnya Radhiallahu'anhum tentang Al Masih Ad Dajjal sangat banyak sekali, nabi Shallallahu'alaihi wasallam telah bersabda,
مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ الْكَذَّابَ، أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر
"Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal. Buta satu matanya, pendusta. Ketahuilah dia buta. Adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua matanya: ك ف ر -yakni kafir." (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2933)
Nabi Shallallahu'alaihi wasallam juga bersabda,
إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ أَلاَ إِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ.
"Sesungguhnya Allah tidak buta sebelah, dan ketahuilah Al-Masih Ad Dajjal adalah buta mata sebelah kanannya, seperti buah anggur yang menonjol." (Diriwayatkan oleh Al-Imam Al- Bukhari rahimahullahu (no. 6484 ) dan Al-Imam Muslim rahimahullahu (no. 246) dari sahabat Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma)
Dan dalam hadits Nawwas bin Sam'an, ia berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Suatu pagi Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam Bercerita tentang Dajjal, terkadang beliau memelankan suaranya dan terkadang mengeraskannya, sehingga kami menyangka Dajjal ada di kebun kurma. Kettika kami mendatanginya, beliau Shallallahu'alaihi wasallam mengetahui keadaan kami, maka beliau Shallallahu'alaihi wasallam bertanya: "Ada apa kalian?" Kami menjawab: "Wahai Rasulullah, engkau bercerita tentang Dajjal, terkadang engkau memelankan suara dan terkadang engkau mengeraskannya, sehingga kami menyangka Dajjal ada di kebun kurma. 'Beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Ketakutan kepada selain Dajjal adalah yang paling aku khawatirkan terhadap dirimu. Kalau dia dan aku masih ada di antara kalian, akulah yang berdebat denganya untuk melindungimu, tetapi jika jika dia keluar dan aku tidak berada di antara kalian, maka setiap orang akan berdebat untuk menolong dirinya sendiri, dan Allah adalah penggantiku untuk setiap orang muslim. Dia (Dajjal) adalah seorang pemuda yang berambut keriting, matanya menyembul keluar, menurutku sepertiAbdul Uzza bin Qathan. Oleh karena itu, siapapun di antara kamu yang bertemu denganya, hendaklah membacakannya surat Al Kahfi. Sesungguhnya ia keluar dari jalan antara Syam dan Irak kemudian merusak kanan kirinya. Hai hamba-hamba Allah, tabahlah!
Kami berkata: "Wahai Rasulullah, berapa lamanya ia berdiam di bumi?" Beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Empat puluh hari, yang sehari seperti setahun, sehari lagi seperti sebulan, sehari lagi seperti seminggu, dan sisa-sisa harinya seperti hari-harimu."
Kami bertanya: "Wahai Rasulullah, hari yang setahun tadi, cukuplah bagi kami satu hari saja pada hari itu?" Beliau Shallallahu'alaihi wasallam menjawab: "Tidak. Jadi buatlah perkiraan untuk waktu shalat."
Kami bertanya: "Wahai Rasulullsh, bagaimana kecepatannya di bumi?" beliau Shallallahu'alaihi wasallam menjawab: "Seperti hujan yang ditiup angin. Maka ia mendatangi suatu kaum lalu mengajak mereka, maka mereka beriman kepadanya dan mau menjawab ajakannya. Setelah itu ia memerintahkan langit (agar menurunkan hujan), maka langit pun menurunkan hujan, memerintahkan bumi (agar menumbuhkan tumbuh- tumbuhan), maka bumi pun menumbuhkan tumbuh- tumbuhan. Pada waktu sore gembala-gembala mereka pulang dengan punuk yang panjang, lambung yang berisi susu yang menggelayut. Kemudian kaum itu menolaknya. Maka Dajjal meninggalkan mereka. Pada keesokan harinya mereka mengalami paceklik, tiada suatu harta pun yang ada pada mereka. Kemudian Dajjal melewati sutu reruntuhan tersebut: "keluarkan harta simpanan", maka simpanan tadi mengikutinya bagaikan lebah. Setelah itu ia memanggil seorang pemuda lalu dipotongnya dengan pedang menjadi dua bagian dan dilemparkan sejauh sasaran, lantas dipanggilnya kembali, maka pemuda itu menghadap sambil tertawa dan wajahnya bersinar. Ketika ia dalam keadaan demikian mendadak Allah Subhanahu wata'ala mengutus Isa Al Masih putra Maryam 'Alaihi salam. Beliau 'Alaihis salam turun di menara putih, sebelah timur Damaskus dengan mengenakan pakaian yang dicelup za'faran dan meletakkan telapak tangannya pada sayap dua malaikat. Apabila menundukkan kepala, air pun menetes, dan jika mengangkat kepala, berluncuran air tadi bagaikan mutuara. Jika orang kafir mencium bau nafas beliau pasti mati, sedangkan bau nafas beliau dapat mencapai sejauh pandangan mata beliau. Kemudian beliau mencari Dajjal dan menemukannya di Babu Ludd (daerah dekat Baitul maqdis) lalu membunuhnya. Setelah itu beliau didatangi kaum yang dijaga oleh Allah dari kejahatan Dajjal, beliau mengusap wajah mereka dan mengucapkan derajat mereka di surga. Ketika beliau dalam keadaan demikian, tiba-tiba Allah Subhanahu wata'ala memberikan wahyu: "Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku, tiada seorang pun yang mampu membunuhnya, maka jaga dan kumpulkanlah hamba-hamba-Ku di gunung thur." Kemudian Allah Ta'ala membangkitkan Ya'juj dan Ma'juj yang dengan cepat turun dari tempat-tempat tinggi. Ketika terdengar dari mereka melewati danau Thabariyah, mereka minum apa yang ada di situ. Dan tatkala barisan yang terakhir lewat, mereka berkata, "Sesungguhnya, ditempat ini pernah ada air". Dan Nabiyyullah Isa 'Alaihis salam dan sahabat- sahabatnya berdoa kepada Allah, maka Allah Ta'ala mengirim ulat ke tengkuk mereka (Ya'juj dan Ma'juj), sehingga mereka semua mati seperti matinya satu jiwa. Setelah itu Nabiyullah Isa 'Alaihis salam dan sahabat-sahabatnya turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal pun tempat di bumi kecuali dipenuhi bangkai Ya'juj dan Ma'juj yang berbau busuk. Maka Nabiyullah Isa 'Alaihis salam dan sahabat- sahabatnya berdoa kepada Allah, maka Allah Ta'ala mengirim burung sebesar leher unta yang kemudian membawa mereka (Ya'juj dan Ma'juj) dan melemparkannya di tempat yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian Allah Ta'ala mengirim hujan yang membanjiri rumah dari tanah maupun dari bulu, maka hujan tadi mencuci bumi sampai bersih, bersih seperti kaca, lalu dikatakan kepada bumi: "Tumbuhlah buah-buahanmu dan kembalikanlah berkahmu." Maka pada hari itu serombongan orang memakan buah delima dan berteduh dengan kelopaknya, juga diberkahi air susu seekor unta yang cukup untuk serombongan orang, air susu seekorsapi cukup untuk satu keluarga. Ketika mereka dalam keadaan demikian, Allah mengirim angin yang harum yang tertiup di bawah ketiak mereka, lalu mencabut setiap nyawa orang mukmin dan muslim, dan yang tersisa adalah orang-orang jahat yang melakukan persetubuhan seperti keledai (bersetubuh di depan umum tanpa rasa malu), maka pada masa mereka itulah terjadi kiamat." (HR. Muslim)
Wabillahit taufiq.
[Dari Kitab Irsyaadus Saari ila Taudhihi Syarhis Sunnah lil Imam Al Barbahari, Edisi Indonesia Penjelasan Syarhus Sunnah Imam Al Barbahari Meniti Sunnah di Tengah Badai Fitnah oleh Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi, Penerbit Maktabah Al Ghuroba, hal 168-178 ]
Footnote
[1 ] Berkata Muhaqiq Asy Syaikh Muhammad bin Sa'id Al Qahthani, "Untuk menambah wawasan tentang seputar hadits-hadits Al masih Ad Dajjal dan sifat- sifatnya, silahkan lihat Kitabus Sunnah karya Abdullah bin Ahmad hal. 443 dan 532, dan kitab Asratus Sa'ah karya Yusuf Al Wabil, kitab ini sangat berharga dalam masalah ini.
http://sunniy.wordpress.com/2008/10/07/dan-beriman-dengan-al-masih-ad-dajjal/
Diposkan Pada 23 Juni 2009
Iklan Dari Host :