Ring ring

Home||Back

Dan Beriman Kepada Para Nabi dan Malaikat 'Alaihimus sholatu wassalam

Berkata Al Imam Al Barbahari Rahimahullahu Ta'ala:
والإيمان بالأنبياء والملائكة
Dan beriman kepada para Nabi dan Malaikat 'Alaihimus sholatu wassalam.
Syaikh Allamah Ahmad bin Yahya An Najmi
Kedua kalimat ini, yakni beriman kepada para nabi, demikian juga kepada malaikat, keduanya adalah rukun di antara rukun- rukun Iman. Tidak akan diterima keimanan seorang hamba hingga ia beriman kepada rasul-rasul 'Alaihimus sholatu wassalam dan beriman kepada para malaikat 'Alaihimus sholatu wassalam. Wajib bagi kita untuk beriman kepada para rasul dan risalah mereka yang terdahulu secara global. Dan kita beriman kepada risalah nabi kita, Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam secara terperinci. Para rasul yang disebutkan namanya maka wajib bagi kita untuk mengimani nama- nama dan individu-individu mereka, dan jumlah mereka ada 25 rasul. Dan yang tidak disebutkan namanya maka kita mengimaninya secara mujmal (global). Telah warid dalam perkara ini (yakni menerangkan jumlah para nabi dan rasul) sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwasanya jumlah para nabi ada 124 ribu dan jumlah para rasul ada 310 lebih sekian. [1]
Adapun perbedaan antara nabi dan rasul: Nabi adalah seorang (laki-laki) yang diberi wahyu dengan syari'at yang telah dibawa oleh nabi sebelumnya, sedangkan rasul adalah seorang (laki-laki) yang diberi wahyu dengan syari'at yang baru. Dengan demikian para nabi termasuk para pembaharu yang membaharui syari'at yang sudah ada sebelumnya sedangkan rasul terhitung sebagai para perintis awal. Di antara mereka ada yang dikisahkan kepada kita oleh Allah Ta'ala kabar-kabar mereka dan ada pula yang tidak, Allah Ta'ala sembunyikan kabar mereka dalam ilmu ghaib.
Adapun Malaikat: mereka adalah hamba-hamba Allah Subhanahu wata'ala yang mulia yang senantiasa beribadah kepada Allah Ta'ala dan tidak pernah bermaksiat kepada-Nya meskipun hanya sekejap mata. Mereka mentaati perintah Allah Ta'ala dan menjalankan apa saja yang diperintahkan. Tidak ada yang mengetahui jumlah mereka selain Dzat yang telah menciptakan mereka.
وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلا مَلائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا وَلا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلا هُوَ وَمَا هِيَ إِلا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ
"Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang- orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang- orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia." (Al Muddatstsir: 31)
Dan telah datang dalam hadits Mi'raj yang shahih bahwasanya nabi mendapati Baitul Ma'mur di langit yang ketujuh ternyata Baitul Ma'mur tersebut tiap harinya dikunjungi oleh 70.000 malaikat, kemudian mereka tidak kembali lagi hingga ahir yang datang mengunjunginya. Dan apabila hal itu berlangsung sejak Allah Azza wajalla menciptakan langit yang berlapis tujuh dan menciptakan malam dan siang, setiap harinya berkunjung ke Baitul Ma'mur 70.000 malaikat kemudian tidak pernah kembali lagi maka hal ini menunjukkan betapa banyaknya jumlah mereka, di mana tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Dzat yang telah menciptakan mereka.
Malaikat-malaikat yang disebutkan namanya, seperti Jibril 'Alaihis salam kepercayaan Allah Ta'ala dalam menyampaikan wahyu, Israfil 'Alaihis salam kepercayaan Allah Ta'ala untuk meniup sangkakala, Mikail 'Alaihis salam yang bertugas mengurusi rizki, hujan, dan tumbuh- tumbuhan, 'Izraiil 'Alaihis salam yang bertugas mencabut nyawa -hanya saja penamaannya dengan 'Izraiil tidak warid (terdapat) dalam hadits yang shahih-, malaikat yang memikul 'Arsy dan malaikat yang lainnya, Malik 'Alaihis salam pemimpin malaikat-malaikat penjaga neraka, dan Ridwan 'Alaihis salam pemimpin malaikat-malaikat penjaga surga. Mereka semua disebutkan nama-namanya. Adapun yang tidak dsebutkan nama-namanya seperti: malaikat yang bertugas mengurusi rahim, malaikat penjaga laut, malaikat penjaga gunung, malaikat yang mengurusi angin, dan malaikat- malaikat yang diberi tugas oleh Allah Ta'ala untuk berdzikir ketika menjumpai suatu kaum yang berdzikir kepada Allah Ta'ala, ikut duduk (bermajelis) bersama mereka.... dan malaikat- malaikat yang lainnya. Mereka semua tidak makan, tidak minum, tidak nikah, tidak mempunyai keturunan, dan tidak akan mati kecuali ketika sangkakala telah ditiup. Dan malaikat Kurubiyyun yang berada di sekitar 'Arsy, telah datang dalam hadits yang shahih bahwasanya nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda,
"Aku telah diizinkan untuk menceritakan tentang malaikat pemikul 'Arsy, kedua kakinya berada di bumi yang paling dasar dan di atas tanduknya terdapat 'Arsy, jarak antara kedua daun telinganya dengan lehernya ditempuh oleh burung selama 700 tahun." Beliau Shallallahu'alaihi wasallam mengatakan, "Yang demikian itulah malaikat Allah diciptakan."
Dan dalam riwayat yang lain, "Jarak antara daun telinganya sampai lehernya sejauh 700 tahun perjalanan"
Kita beriman kepada makhluk yang sangat besar ini dari kalangan malaikat. Dan tiap-tiap mereka memiliki sayap yang mereka gunakan untuk terbang. Tidak ada yang mengetahui bagaimana penciptaan mereka selain Allah Subhanahu wata'ala, yang wajib bagi kita adalah beriman dengan malaikat yang disebutkan dengan jelas secara perindividu dan yang tidak disebutkan secara jelas (perindividunya) maka kita mengimaninya secara global. Wabillahit taufiq.
[Dari Kitab Irsyaadus Saari ila Taudhihi Syarhis Sunnah lil Imam Al Barbahari, Edisi Indonesia Penjelasan Syarhus Sunnah Imam Al Barbahari Meniti Sunnah di Tengah Badai Fitnah oleh Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi, Penerbit Maktabah Al Ghuroba, hal 156-159 ]
Footnote
[1 ] Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Baqiy Al Anshar dari hadits Abi Dzar no. 20572 dengan lafadz:
Aku (Abu Dzar) bertanya, "Siapakah nabi yang pertama kali? Beliau menjawab, "Adam." Apakah dia seorang nabi wahai rasulullah? Beliau menjawab, "Nabi yang diajak bericara )oleh Allah)" Aku kembali bertanya, "Berapa jumlah para rasul wahai rasulullah?" Beliau menjawab, "Tiga ratus lima belas, jumlah yang banyak."
Dalam riwayat yang lain dengan lafadz: Aku (Abu Dzar) bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, berapa jumlah para nabi?" Beliau menjawab, "Seratus dua puluh empat ribu, yang menjadi rasul dari mereka tiga ratus lima belas, jumlah yang sangat besar." (no. hadits 21257)
http://sunniy.wordpress.com/2008/09/13/dan-beriman-kepada-para-nabi-dan-malaikat-alaihimus-sholatu-wassalam/
Diposkan pada 22 Juni 2009
Iklan dari Host :