Polly po-cket

Home || Back
Tidak Sempurna Keislaman Seorang Hamba Hingga Dia Mengikuti, Membenarkan, dan Berserah Diri

Berkata Al Imam Al Barbahari Rahimahullahu Ta'ala:
واعلم رحمك الله أنه لا يتم إسلام عبد حتى يكون متبعا مصدقا مسلما فمن زعم أنه قد بقي شيء من أمر الإسلام لم يكفوناه أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فقد كذبهم وكفى بهذا فرقة وطعنا عليهم فهو مبتدع ضال مضل محدث في الإسلام ما ليس منه
Dan ketahuilah, semoga Allah Azza wajalla merahmatimu, bahwasanya tidak sempurna keislaman seorang hamba hingga dia mengikuti, membenarkan, dan berserah diri. Maka barangsiapa yang menyangka bahwa masih ada sedikit saja dari urusan Islam ini yang belum dijelaskan oleh para shahabat Radhiallahu'anhum kepada kita, berarti dia telah mendustakan mereka. Dan cukup hal itu sebagai sikap pemisahan diri dan penikaman terhadap shahabat Radhiallahu'anhum. Maka dia adalah mubtadi', sesat dan menyesatkan serta mengada-adakan perkara baru dalam agama Islam yang bukan termasuk darinya.

Syaikh Allamah Ahmad bin Yahya An Najmi
Apa yang dikatakan oleh penulis Rahimahullahu Ta'ala di sini bawasanya,
فمن زعم أنه قد بقي شيء من أمر الإسلام لم يكفوناه أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فقد كذبهم
"Maka barangsiapa yang menyangka bahwa masih ada sedikit saja dari urusan Islam ini yang belum dijelaskan oleh para shahabat Radhiallahu'anhum kepada kita, berarti dia telah mendustakan mereka."
Di dalamnya terdapat penjelasan bahwa para shahabat Radhiallahu'anhum adaah perantara antara kita dengan penukilan wahyu yang telah dinukil kepada kita dari sela-sela kitabullah dan sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Maka menikam dan mencela mereka Radhiallahu'anhum sama dengan mencela apa yang mereka Radhiallahu'anhum bawa berupa risalah yang sangat bagus ini. Sungguh ini adalah kedustaan yang sangat besar yang menyebabkan perpecahan antara kaum muslimin, dan menjadikan mereka berkelompok-kelompok.
Sunguh Allah Subhanahu wata'ala telah mencela orang yang melakukan seperti itu dalam kitab-Nya dengan firman-Nya,
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat." (Al An'aam: 159)
Sesungguhnya di antara konsekuensi keimanan, adalah seorang Muslim meyakini bahwa Islam ini telah sempurna, tidak ada kekurangan sedikitpun di dalamnya. Apabila ia meyakini baHwa masih ada kekurangan dalam agama ini maka berati dia telah mendustakan Allah Subhanahu wata'ala dalam khabar-Nya, padahal Allah Ta'ala berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu." (Al Maaidah: 3)
Oleh karena itu berhati-hatilah, jangan sampai membicarakan kejelekan salah seorang di antara para shahabat Radhiallahu'anhum meskipun kita mengetahui bahwasanya mereka Radhiallahu'anhum bukanlah orang-orang yang ma'shum (terjaga) dari kesalahan dan maksiat. Akan tetapi cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa Allah Tabaroka wata'ala telah mensucikan mereka di dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul- Nya Shallallahu'alaihi wasallam, dan cukup hal itu sebagai kemuliaan dan kebanggaan bagi mereka Radhiallahu'anhum.
Barangsiapa yang meyakini bahwa dalam agama ini masih ada kekurangan, berarti dia telah mendustakan Allah Ta'ala di dalam khabar-Nya yang menegaskan akan kesempurnaannya dan dia mendakwahkan hal yang berbeda yang ditunjukkan oleh ayat ini. orang seperti ini tidak diragukan lagi bahwa dia itu sesat, ini adalah tikaman terhadap risalah ini dan mendustakan khabar Allah serta memunculkan perkara-perkara baru dalam Islam. Maka hendaknya seorang Mukmin berhati-hati, jangan sampai terjatuh pada kubangan ini.
[Dari Kitab Irsyaadus Saari ila Taudhihi Syarhis Sunnah lil Imam Al Barbahari, Edisi Indonesia Penjelasan Syarhus Sunnah Imam Al Barbahari Meniti Sunnah di Tengah Badai Fitnah oleh Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi, Penerbit Maktabah Al Ghuroba, hal 109-110 ]
http://sunniy.wordpress.com/2008/08/15/tidak-sempurna-keislaman-seorang-hamba-hingga-dia-mengikuti-membenarkan-dan-berserah-diri/
Diposkan pada 9 Juni 2009
Iklan dari Host :