Home || Back
Kesempatan Yang Sering Disia-siakan oleh Penuntut Ilmu (5): Membaca Secara Bebas
oleh: Asy Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad As Sadhan.
Kita juga dapat memanfaatkan waktu dengan membaca secara bebas. Caranya dengan mengkhususkan sedikit waktu untuk membaca di rumah. Manusia itu bermacam-macam. Ada yang hanya mau untuk membaca sedikit dan ada juga yang banyak membaca. Di antara kita ada yang belum menikah. Ia tidak sibuk mengurus anak dan kebutuhan keluarga. Hal ini sepatutnya, mendorong dirinya untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya. Diriwayatkan dari Sufyan, berkata, sebagaimana dinukil oleh Ibnu Jama'ah:
"Barangsiapa yang menikah sesungguhnya ia mengarungi lautan. Jika ia diberi anak, maka dengan kehadiran anak tersebut pikirannya telah terpecah."
(Tadzkirah as-Sami', hal. 72).
Maksudnya -wallohu a'lam- orang yang telah menikah itu sibuk. Ini tidak bersifat mutlak. Maksudnya, hendaknya masing- masing kita memanfaatkan waktu pada saat menetap di rumah. Aku sangat heran dengan teman-teman yang selalu berada di dalam rumah. Tapi, apabila anda tanya tentang apa yang ia kerjakan. Anda akan mendapatinya sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan yang tidak bermanfaat. Yang lebih menyedihkan lagi, jika seseorang mengulang-ulang membaca koran atau majalah sampai dua atau tiga kali. Namun, ketika membaca buku ia merasa malas. Atau apabila ia berada di sebuah perkumpulan dimana perkumpulan itu dipenuhi obrolan dan pembicaraan-pembicaraan yang tidak dilarang agama, kemudian ada yang meminta diambilkan buku, ia merasa kesal.
Siapapun yang merasa hal ini terdapat dalam jiwanya, hendaknya ia menyadarinya bahwa itu adalah dosa atau berbuatan ini akan ditambahkan pada jumlah dosa yang telah ia lakukan. Ia juga merupakan musibah. Para ulama seperti al- Khathib al-Baghdadi, telah menentukan waktu untuk menghafal dan membaca. Namun, itu tetap tidak bisa dijadikan sebagai patokan baku. Sebab, di antara kita ada yang bisa konsentrasi membaca setelah sholat Shubuh. Tapi ada juga yang merasa berat untuk membaca pada waktu itu. Bahkan sebagian kita tidak mengikuti pelajaran dan majelis ilmu yang diadakan setelah Shubuh karena ingin tidur. Di antara kita ada yang lebih suka untuk membaca pada malam hari, pada awal malam atau akhir malam. Ada juga yang tidak suka membaca pada kedua waktu itu dan lebih suka membaca pada siang hari.
Ringkasnya, dalam hal ini tak ada aturan tertentu. Tapi tergantung pada masing-masing orang. Kapanpun anda mampu mengatur waktu untuk membaca secara bebas maka lakukanlah. Khususkanlah satu atau dua kitab tertentu yang ingin anda baca atau bahaslah suatu masalah dan menulislah.
Sumber: Bimbingan Menuntut Ilmu: Tahapan, Adab, Motivasi, Hambatan, Solusi. Pustaka At Tazkia - Jakarta.
http://waqqash.blogspot.com/2010/05/kesempatan-yang-sering-disia-siakan_3175.html
Diposkan 8 juli 2010